Malam Imlek, Malam Valentine, Malam 1000 hari


13 Feb 2010

Aku melihatnya penuh energi, menyiapkan makanan kecil untuk dos-dos selametan Pa besok. Lemper gendut itu dibuatnya penuh semangat, dari menyiapkan daun pisang, memotong lidi, memasak ketan dan santan, mengukus, membungkus seperti pincuk, dan mencuci semua alat masak kotor. Semuanya dalam segera! Aku yang awalnya bersemangat, hanya ikut berperan buat pincuk, potong lidi dan daun pisang. Setelahnya aku diserang kram perut, absen untuk tidur siang, memilih untuk ikut bantu di sesi bikin brownies malamnya.

Malamnya kami mampir swalayan, beli jeruk 8 kilo. Aku mengamatinya memilih jeruk-jeruk itu sambil memainkan troli. Jeruk itu didiskon dalam rangka Imlek besok, ‘jeruk dari perdagangan bebas’ sebutanku, laku keras karna murah meriah. Perdagangan bebas disambut dengan antusias oleh masyarakat kita, dengan menjadi konsumen tentunya. Malam ini tak cukup berdesakan seperti jika Lebaran, tapi wajah-wajah oriental mendominasi, selebihnya anak-anak muda yang memilih cokelat untuk berbagi kasih, dengan penuh senyum dan semangat mudanya.

The Way You Look at Me mengalun pelan disela kerumunan kami. Ada yang harus kuingat seketika, seseorang datang membuka sesuatu yang sepertinya istimewa. Ah ya... ada dia di semester dua kita. Aku sering ingkar kalau lagu ini mengungkapkan isi hatinya, agak cengeng untuk lelaki pikirku. Tapi begitulah, lalu aku melupakannya karna masa-masa itu habis. Aku merindukannya dalam kerumunan jeruk perdagangan bebas malam itu.

Masa lalu seperti ilusi saja, pikirku tiba-tiba. Mengingatnya memberi suatu kesadaran, semua dan bagaimanapun yang kita rasakan, semua cuma ilusi. Rasanya seperti cecap manis yang cuma numpang lewat. Dia memang cuma kekasih, tapi Pa adalah orangtua. Bagaimana mungkin aku menganggap Pa cuma numpang lewat?
Yang terpenting dari ilusi-ilusi tersebut adalah efek sampingnya. Inilah aku sekarang setelah semuanya lewat, kehadiran secara fisik bisa jadi memang ilusi sesudah semuanya pergi, tapi kehadiran sebuah watak, kepribadian, melekat dan menjadi satu-satunya yang nyata, mempengaruhi apa yang kupikirkan, cara apa yang kugunakan, dsb. Menggeluti pikiran rumit ini dalam keceriaan jeruk-jeruk itu sungguh asyik, aku tahu ini bukan kebetulan.

...

Kenyataannya sekarang Ma benar-benar hebat. Ia melakukannya sendirian, tanpa ragu sedikitpun, dan lebih tampak fit dibanding anaknya hari ini dan setiap harinya. Brownies pandan baru jadi empat loyang, sepertinya kami tak sanggup kalau harus berlarut mengerjakannya. Jam sebelas ia bersiap tidur, lebih lambat satu jam dari biasanya. Bisa ditebak ia besok bangun sangat pagi, membereskan dapur dan membuat ulah lagi dengan kentang dan daging cincang. Tubuhnya yang gempal itu memang benar-benar mengejutkan.


...



GonXiFatChoi.
Gonxi.gonxi!

Komentar

Posting Komentar