Mengunci Kenangan

Ketika Ia Tak (ingin) Berbagi Masa Muda

..masa lalu..ia seolah mimpi-- seperti terbangun ke dunia nyata yang terasa semu Padahal mimpi, membangun dunia semu yang terasa nyata.. Keduanya, tak nampak jelas kehadirannya.


Sebagai anak, saya tak terlalu paham masalah hubungan orang tua. Saya pelupa, meski kadang merasa ada bekas yang ngilu tanpa tahu mengapa. Menjadi pelupa dengan kenangan mungkin penyakit menular akibat kebiasaan yang tertanam dalam keluarga. Saya sedikit menyesal menjadi pelupa, karna terasa menyiakan detail yang indah (bahkan yang menyakitkanpun sebenarnya indah).


Baru terasa ketika umur nambah terus, keingintahuan membahas masa muda orang tua membikin saya berusaha mencari tahu. Kalau umumnya anak-anak lain tak perlu susah mencari tahu (karena tahu-tahu ortu sudah keenakan cerita diri sendiri), saya mesti bertanya berulang kali. Tak ada jawaban yang memuaskan keingintahuan itu. Sepotong, pendek, sekilas, biasa dan tak ada yang istimew
a, terutama jika ibu yang saya tanya. Ayah masih lumayan karena masih membanggakan masa mudanya yang aktif dengan sedikit selingan humor. Kemiripan keduanya ialah tak pernah bersungguh-sungguh cerita bagaimana mereka bertemu dan saling tertarik (padahal justru itu yang menarik). Kebiasaan menjadikan suatu hal terlupakan dan tak terbahas akhirnya teradopsi dalam pola pikir anak-anaknya.

Pencarian dengan metode wawancara itu tidak banyak hasilnya. Buat apa saya memaksakan beliau yang tak terbagi itu. Mungkin ia sensitif membahas masa mudanya. Pertanyaan saya terhenti ketika kini saya tahu mengapa. Memang sangat beralasan. Kenyataan itu membuat jarak ya
ng sekian tahun membatasi perlahan meruntuh. Namun tetap saja saya kehilangan komunikasi yang hangat saat sedang mencari identitas diri sewaktu itu.

Tapi toh menjadi orang tua juga pengalaman pertama mereka. Juga pengalaman saya untuk nanti. Setiap keluarga punya cara khasnya masing-masing dalam berkomunikasi. Merekalah inspirasi diri untuk membuat perjalanan saya cukup istimewa:)



















nb:
saat Desember s
aya banyak mengenang masa kecil, dengan kata lain keluarga saya. Mengenang masa lalu, sekaligus memuat impian baru.

Komentar

Posting Komentar